Loading

Kamis, 26 Desember 2013

cara membuat data pelaporan di microsoft excel


1.      Cara menggabungkan sel
a.      Blok cell yang ingin digabungkan
b.      Klik merge cell
c.       Klik warp text dan midlle align

2.      Cara membuat border
a.      Blok semua table yang ingin diberi border/garis pinggir
b.      Klik kanan mouse , dan pilih format cel
c.       Pilih border
d.      Pilih border yang kamu inginkan
e.      Ok

3.      Cara membuat grafik
a.      Pertama-tama buatlah data yang akan dibuat grafik dalam bentuk table. Sebagai contoh bisa dilihat gambar dibawah ini.
b.      Blok area table mulai B3 sampai dengan D15

c.       Buka ribbon Insert kemudian pilih salah satu bentuk grafik yang diinginkan pada group menucharts. Misalnya kita pilih saja bentuk column dengan sub pilihan 2-D column seperti gambar dibawah ini.

d.      Cara membuat grafik pada microsoft excel selanjutnya adalah
Maka secara otomatis grafik akan muncul di lembar kerja tersebut. Dapat anda lihat bahwa antaragrafik dan data saling terhubung. Jika data di table anda rubah, maka secara otomatis grafik juga akan berubah. Kini anda dapat memperbesar ukuran grafik dengan drag pojok cart area kearah keluar kemudian atur sesuai dengan keinginan. 

Cara menjumlahkan data
1.Tulis formula pada cell yang ingin kamu jumlahkan, =sum(cell yang akan dijumlahkan)
2 Enter

Cara merata-ratakan data
1.      Tulis formula pada cell yang ingin dirata-ratakan =average(cell yang akan dirata-ratakan)
2.      Enter 

Cara menjumlahkan data berupa huruf
a.      Tulis formula pada cell yang ingin kamu jumlahkan, =countif(cell yang akan dijumlahkan,”data yang akan dijumlahkan”)
b.      Enter



Cara membuat menu
1.      Silakan anda buat dokumen excel yang terdiri dari 3 sheet atau lebih. Sheet 1 anda beri nama MENU UTAMA, kemudian sheet 2 dan seteruskan anda beri nama Januari, Februari dan seterusnya. 

2.      Silakan kembali ke sheet 1 (MENU UTAMA). Buat sebuah menu seperti tampak pada gambar di bawah ini. Agar tampilan menu lebih cantik silakan anda buat menggunakan AutoShape.

 3. Seperti mengubah nama cell ,ubah nama cell januari dengan nama yang anda inginkan ex”jan”
 4. Klik sheet januari ,pada sheet panggil menu yang telah dibikin tadi dengan =januari. , enter
 5. maka akan muncul nama januari

Cara membuat hyperlink
1.      Silakan kembali ke sheet 1 (MENU UTAMA). 

2.      sekarang saatnya kita menghubungkan daftar menu yang telah kita buat dengan sheet tujuan. Silakan anda klik salah satu menu, misal menu JANUARI, kemudian klik Insert, Klik Hiperlink, maka akan muncul seperti pada gambar di bawah ini

3.      Pada kotak edit hyperlink ,pilih sheet yang akan dijadikan hyperlink tujuan 


4.      ok
5.      Pilih screentip , di screentip tulis nama yang  kamu inginkan 

6.      ok

cara membuka kunci sheet
1.      Pilih sheet yang akan dibuka kuncinya

2.      Pilih menu review ,klik unprotect sheet
3.      Ketik pasord yang digunakan ketika akan mengunci tadi

4.      Ok

Cara membuat hyperlink
·         Silakan kembali ke sheet 1 (MENU UTAMA).
·         sekarang saatnya kita menghubungkan daftar menu yang telah kita buat dengan sheet tujuan. Silakan anda klik salah satu menu, misal menu JANUARI, kemudian klik Insert, Klik Hiperlink, maka akan muncul seperti pada gambar di bawah ini

·           Pada kotak edit hyperlink ,pilih sheet yang akan dijadikan hyperlink tujuan

 
·         Pilih screentip , di screentip tulis nama yang  kamu inginkan

·         Ok
·         Klik JANUARI (apabila anda akan menghubungkan menu JANUARI dengan sheet JANUARI). Klik OK. Nah sekarang anda coba arahkan mouse ke menu JANUARI, maka kursor akan berubah menjadi gambar tangan menunjuk, silakan anda klik, maka secara otomatis sheet JANUARI akan terbuka.


Rabu, 25 Desember 2013

analisis bivariat


TUGAS
COMPUTER
“Analisis Bivariat”


 





Oleh:
SISKA NOVRIMA SARI





PRODI D III KEBIDANAN PADANG 
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
2013/2014

Analisis Bivariat
Tanggal 16 Desember 2013
Untuk apa melakukan pengujian?
ð  Karena ada tujuan penelitian yang hanya bisa dijawab dengan melakukan pengujian
ð  Bivariat = dua variabel
Jenis variabel pada kerangka konsep (design penelituian) :
1.      Independen variabel èvariabel bebas
2.      Dependen variabel è variabel terikat
Ada 4 kemungkinan pasangan variabel apabila dilihat dari dan bentuk data :
1.      K è K è uji beda proporsi
2.      N è K è uji beda rata-rata
a.      2 rata-rata : T – test
1.      Sampel tidak berpasangan : independen sampel T Test
2.      Sampel berpasangan : paired T Test
b.      Lebih 2 rata2 : Anova
3.      K è N èuji beda rata-rata
4.      N è N è uji korelasi (hubungan)
Apapun pasangan variabel dan bentuk diatas, pengujian ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian (pertanyaan penelitian).
Pertanyaan penelitian : Apakah ada hubungan pendidikan dengan pekerjaan ?, maka tujuan penelitiannya adalah : untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Ada 7 langkah ringkas dalam melakukan analisis bivariat :
1.      Identifikasin variabel dalam tujuan penelitian
2.      Identifikasi field dalam database
3.      Tentukan karakteristik data atau variabel (K/N)
4.      Tentukan uji sementara, teori yang relevan, dan hipotesis nol PENGUJIAN.
5.      Bila terdapat salah satu atau kedua variabel Numerik, lakukan uji normality
6.      Lakukan pengujian, baca hasil dan interpretasikan
7.      Lakukan pembahasan, dengan cara :
a.      Membandingkan dengan teori yang relevan
b.      Bandingkan dengan data sekunder sebagai latar belakang penelitian,
c.       Bandingkan dengan penelitian terdahulu
My note :
-          Tujuan menjawab rumusan maslah
-          Kesimpulan menjawab tujuan penelitian
-          Uji parametrik satu atau kedua variabel numerik
EXAMPLE
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.
1.      Langkah 1 : Identifikasin variabel dalam tujuan penelitian
Variabel independent : tk. Pendidikan
Variabel dep. : pekerjaan
2.      Langkah 2 : Identifikasi field dalam database
Tk. Pendidikan : à didik
Pekerjaan : à kerja
3.      Langkah 3 : Tentukan karakteristik data atau variabel (K/N)
Didik à K
Kerja à K
4.      Langkah 4 : Tentukan uji sementara, teori yang relevan, dan hipotesis nol PENGUJIAN.
Uji : uji beda proporsi
Teori relevan : makin tinggi pendidikan maka makin besar peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
H0 : pengujian : tidak ada perbedaan proporsi ibu yang tidak bekerja antara ynag berpendidikan SD, SLTP, SLTA, dan PT. Diuji pada CI 95 %
5.      Langkah 5 : Bila terdapat salah satu atau kedua variabel Numerik, lakukan uji normality
uji normality : è skip
my note : apabila pd uji normality data berdistribusi tidak normal à lakukan normalisasi à jika tetap berdistribusi tidak normal, à kategorikan data
6.      Langkah 6 : Uji, baca dan interpretasikan
 Pendidikan Formal Ibu  * Pekerjaan Ibu Responden  Crosstabulation



Pekerjaan Ibu Responden
Total



PNS
swasta
wiraswasta
pedagang
buruh/tani
lain2
 Pendidikan Formal Ibu
BH/SD
Count
1
5
2
8
48
6
70
% within  Pendidikan Formal Ibu
1.4%
7.1%
2.9%
11.4%
68.6%
8.6%
100.0%
SLTP
Count
18
113
88
83
57
47
406
% within  Pendidikan Formal Ibu
4.4%
27.8%
21.7%
20.4%
14.0%
11.6%
100.0%
SLTA
Count
77
589
648
203
23
230
1770
% within  Pendidikan Formal Ibu
4.4%
33.3%
36.6%
11.5%
1.3%
13.0%
100.0%
P.TINGGI
Count
583
200
147
38
4
61
1033
% within  Pendidikan Formal Ibu
56.4%
19.4%
14.2%
3.7%
.4%
5.9%
100.0%
Total
Count
679
907
885
332
132
344
3279
% within  Pendidikan Formal Ibu
20.7%
27.7%
27.0%
10.1%
4.0%
10.5%
100.0%

Kaidah mengoemntari :
1.      Komentari kategori yang bermasalah
2.      Bandingkan proporsi kejadian antar kategori dependen
3.      Komentari yang TER-nya
Responden yang paling banyak tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga adalah yang berpendidikan SLTA. (kalimat lainnya sesuai teori yang relevan). Atau komentarnya pada yang terendah : hanya 6 % saja ibu yang sarjana tidak bekerja.
Komentranya juga dapat dengan membandingkan 2 kategori sekaligus .







pada contoh ini : proporsi pengangguran
Chi-Square Tests

Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
2141.532a
15
.000
Likelihood Ratio
1561.422
15
.000
Linear-by-Linear Association
551.381
1
.000
N of Valid Cases
3279


a. 1 cells (4.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.82.
Jika tidak ada jumlah expected <5 baca pearson chi square
Jika jumlah expected <5  dan proporsi tidak lebih 20 %, baca likehood
Jika expected < 5 dan proporsi lebih dari 20, tidak boleh gunakan chi square
Uji statistik chi square menentukan p<0,05, H0 ditolak. Tidak Ada perbedaan proporsi ibu yang menganggur antara yang berpendidikan SD,SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, berarti ada hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan.











Latihan 15 : hubungan antara pendidikan dengan keikutsertaan ber-KB
1.      Langkah 1 : Identifikasin variabel dalam tujuan penelitian
Variabel independent : tk. pendidikan
Variabel dep. : keikutseretaan ber-KB
2.      Langkah 2 : Identifikasi field dalam database
Tk. Pendidikan : didik
Keikutsertaan ber-KB : Akseptor
3.      Langkah 3 : Tentukan karakteristik data atau variabel (K/N)
Didik : K
Akseptor : K
4.      Langkah 4 : Tentukan uji sementara, teori yang relevan, dan hipotesis nol PENGUJIAN.
Uji : uji beda proporsi
Teori yang relevan : semakin tinggi pendidikan , maka semakin tinggi keikutsertaan ibu untuk ber-KB
H0 : tidak ada perbedaan proporsi ibu yang menjadi akseptor antara yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA, dan PT. Diuji pada CI 95 %
5.      Langkah 5 : Bila terdapat salah satu atau kedua variabel Numerik, lakukan uji normality
uji normality : è skip
6.      Langkah 6 : Uji, baca interp
 Pendidikan Formal Ibu  * Akseptor KB (Y/T) Crosstabulation



Akseptor KB (Y/T)
Total



TIDAK
YA
 Pendidikan Formal Ibu
BH/SD
Count
27
43
70
% within  Pendidikan Formal Ibu
38.6%
61.4%
100.0%
SLTP
Count
101
305
406
% within  Pendidikan Formal Ibu
24.9%
75.1%
100.0%
SLTA
Count
502
1268
1770
% within  Pendidikan Formal Ibu
28.4%
71.6%
100.0%
P.TINGGI
Count
295
738
1033
% within  Pendidikan Formal Ibu
28.6%
71.4%
100.0%
Total
Count
925
2354
3279
% within  Pendidikan Formal Ibu
28.2%
71.8%
100.0%
Responden yang paling banyak menjadi akseptor KB adalah responden yang berpendidikan SMP, dan yang paling banyak tidak ber-KB adalah yang berpendidikan SD

Chi-Square Tests

Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
6.020a
3
.111
Likelihood Ratio
5.855
3
.119
Linear-by-Linear Association
.053
1
.819
N of Valid Cases
3279


a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.75.
Uji statistik chi square menentukan p>0,05, H0 diterima. Ada perbedaan proporsi ibu yang menjadi akseptor antara yang berpendidikan SD,SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, berarti tidak ada hubungan antara pendidikan dengan keiikutsertaan ibu ber-KB.

Latihan 16 : untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan fasilitas kesehatan yang dipilih untuk melahirkan
1.      Langkah 1 :
Variabel independent : pekerjaan
Variabel dependent : fasilitas pelayanan yang dipilih
2.      Langkah 2 :
Pekerjaan è kerja
Fasilitas kesehatan yang dipilih è rencana
3.      Langkah 3 :
Kerja è K
Rencana è K
4.      Langkah 4 :
Uji : uji beda proporsi
Teori yang relevan : semakin baik jenis pekerjaan, maka semakin tinggi nakes yang dipilih
H0 : tidak ada perbedaan ibu yang memilih bersalin dengan nakes yang lebih tinggi antara yang bekerja PNS, swasta, wiraswasta, pedagang, petani/buruh, lain2.
5.      Langkah 5 : Bila terdapat salah satu atau kedua variabel Numerik, lakukan uji normality
uji normality : è skip
6.      Langkah 6 : uji dan interp
Pekerjaan Ibu Responden  * rencana T4 melahirkan Crosstabulation



rencana T4 melahirkan
Total



RSB/RSUD
PKM/PUSTU
NAKES SWASTA
DUKUN
LAIN2
Pekerjaan Ibu Responden
PNS
Count
299
192
180
7
1
679
% within Pekerjaan Ibu Responden
44.0%
28.3%
26.5%
1.0%
.1%
100.0%
swasta
Count
345
287
260
7
8
907
% within Pekerjaan Ibu Responden
38.0%
31.6%
28.7%
.8%
.9%
100.0%
wiraswasta
Count
443
208
213
17
4
885
% within Pekerjaan Ibu Responden
50.1%
23.5%
24.1%
1.9%
.5%
100.0%
pedagang
Count
108
105
112
4
3
332
% within Pekerjaan Ibu Responden
32.5%
31.6%
33.7%
1.2%
.9%
100.0%
buruh/tani
Count
38
53
22
16
3
132
% within Pekerjaan Ibu Responden
28.8%
40.2%
16.7%
12.1%
2.3%
100.0%
lain2
Count
86
115
131
7
5
344
% within Pekerjaan Ibu Responden
25.0%
33.4%
38.1%
2.0%
1.5%
100.0%
Total
Count
1319
960
918
58
24
3279
% within Pekerjaan Ibu Responden
40.2%
29.3%
28.0%
1.8%
.7%
100.0%

Tanggal 19 desember 2013
Langkah 18. Untu mengetahui hubungan antara pernah/tidak mendapat tablet Fe dengan kadar Hb sebelum hamil
“membandingkan rata-rata kadar Hb ibu yang mengkonsumsi Fe dengan rata-rata kadar Hb yang tidak mengkonsumsi Fe”

Langkah 1        : Pernah dapat tablet Fe (indep) dan kadar Hb sebelum hamil (dependen)
Langkah 2        : Pernah mendapat tablet Fe (tFe), kadar Hb sebelum hamil (Hb1)
Langkah 3        : tFe (K), Hb1 (N)


Langkah 4        :
·         Uji beda rata-rata (2 rata-rata) sampel tidak berpasangan è independent sample T test.
·         Teori : ibu yang dapat tablet Fe kadar Hb nya akan lebih tinggi dari yang tidak dapat tablet Fe karena tablet Fe adalah unsur utama pembentuk hemoglobin.
·         H0 pengujian : tidak ada perbedaan kadar Hb ibu yang dapat tablet Fe dengan rata-rata kadar Hb ibu yang TIDAK mendapat tablet Fe.
Langkah 5        :  uji normality kadar Hb1 (Numerik) è kesimpulan uji : data berdistribusi normal/Tidak normal
Langkah 6        : UJI,BACA,INTERPRETASIKAN

Group Statistics

Diberi Tablet Fe (Y/T)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kadar HB Sebelum hamil
YA
3011
11.372
1.1150
.0203
TIDAK
80
10.622
1.4939
.1670

·         Rata2 kadar Hb ibu yang pernah dapat teablet Fe adalah 11,4 GR % (+SD) dan rata2 kadar Hb ibu yang TIDAK dapat tablet Fe adalah 10,6 GR % (+ SD)
Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means




95% Confidence Interval of the Difference


F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
Kadar HB Sebelum hamil
Equal variances assumed
19.393
.000
5.877
3089
.000
.7499
.1276
.4997
1.0000
Equal variances not assumed


4.457
81.356
.000
.7499
.1683
.4151
1.0846

·           P = 0,000
H0 ditolak
·           Ada perbedaan yang bermakna/signifikans rata2 kadar Hb ibu yang mendapatkan tablet Fe dengan rata kadar Hb ibu yang TIDAK mendapatkan tablet Fe (p<0,05) , dimana kadar Hb yang dpat lebih tinggi dari yang tidak dapat

Latihan 19.     Untuk mengetahui Hubungan antara pernah/tidak mendapat tablet Fe dengan kadar Hb setelah hamil
·           Langkah 1 : pernah/tidak mendapat tablet Fe (Independent) dan kadar Hb setelah hamil (dependent)
·           Langkah 2 : pernah/tidak mendapat tablet Fe (Tfe) Dan kadar Hb setelah hamil (Hb2)
·           Langkah 3 : Tfe è K, Hb2 è N
·           Langkah 4 :
Uji beda rata-rata (2 rata-rata) sampel tidak berpasangan è independent sample T test.
Teori : ibu yang dapat tablet Fe kadar Hb nya akan lebih tinggi dari yang tidak dapat tablet Fe karena tablet Fe adalah unsur utama pembentuk hemoglobin.
H0 pengujian : tidak ada perbedaan kadar Hb ibu yang dapat tablet Fe dengan rata-rata kadar Hb ibu yang TIDAK mendapat tablet Fe.
·         Langkah 5 : uji normality kadar Hb1 (Numerik) è kesimpulan uji : data berdistribusi normal/Tidak normal

·         UJI,BACA,INTERPRETASIKAN
Group Statistics

Diberi Tablet Fe (Y/T)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kadar HB saat ini
YA
3011
11.301
1.2027
.0219
TIDAK
80
11.092
1.1108
.1242
Rata2 kadar Hb ibu yang pernah dapat teablet Fe adalah 11,3 gr % (+1,2) dan rata2 kadar Hb ibu yang TIDAK dapat tablet Fe adalah 11,1 gr % (+ 1,1)
Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means




95% Confidence Interval of the Difference


F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
Kadar HB saat ini
Equal variances assumed
.020
.889
1.534
3089
.125
.2087
.1360
-.0580
.4753
Equal variances not assumed


1.655
83.996
.102
.2087
.1261
-.0421
.4594
ð  P = 0, 102, H0 diterima
ð  tidak ada perbedaan kadar Hb ibu yang dapat tablet Fe dengan rata-rata kadar Hb ibu yang TIDAK mendapat tablet Fe.


Latihan 20.     Untuk mengetahui hubungan antara diukur tensi dengan tekanan darah sistolik
ð  langkah 1 :
diukur tensi (independent) dan tekanan darah sistolik (dependent)
ð  langkah 2 :
diukur tensi à tensi
tekanan darah sistolik à sistol
ð  langkah 3 :
tensi (K) dan sistol (N)
ð  Langkah 4 :
Uji beda rata-rata (2 rata-rata) sampel tidak berpasangan è independent sample T test.
Teori           : jika pemantauan terhadap tensi ibu dilakukan maka akan menghindari terjadinya hipersistolik pada ibu hamil
H0  pengujian : tidak ada perbedaan sistolik ibu yang pernah diukur tensi dan yang tidak diukur tensi
ð  Langkah 5 :
Uji normality à data berdistribusi tidak normal
ð  Langkah 6 :
Uji, baca dan interpretasikan
Group Statistics

Diukur tensi (Y/T)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
TD Sistolik
dimension1
YA
3081
117.25
9.604
.173
TIDAK
10
120.00
9.428
2.981
Rata-rata sistolik ibu yang diukur tensi adalah 117,25 (+ 9,6) mmHg, dan sistolik ibu yang tidak diukur tensi adalah 120 (+ 9,4) mmHg.









Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
TD Sistolik
Equal variances assumed
.207
.649
-.905
3089
.365
-2.753
3.042
-8.717
3.211
Equal variances not assumed


-.922
9.061
.381
-2.753
2.986
-9.502
3.996
-          P > 0,05, maka H0 diterima
-          Berarti tidak ada perbedaan sistolik antara ibu yang dikur tensi dan yang tidak pada pemeriksaan kehamilan

Latihan 21.     Untuk mengetahui hubungan antara diukur tensi dengan tekanan darah diastolic
ð  langkah 1 :
diukur tensi (independent) dan tekanan darah diastolik (dependent)
ð  langkah 2 :
diukur tensi à tensi
tekanan darah diastolik à diastol
ð  langkah 3 :
tensi (K) dan diastol (N)
ð  Langkah 4 :
Uji beda rata-rata (2 rata-rata) sampel tidak berpasangan è independent sample T test.
Teori           : jika pemantauan terhadap tensi ibu dilakukan maka akan menghindari terjadinya hipodiastolik pada ibu hamil
H0  pengujian : tidak ada perbedaan diastolik ibu yang pernah diukur tensi dan yang tidak diukur tensi
ð  Langkah 5 :
Uji normality à data berdistribusi tidak normal
ð  Langkah 6 :
Uji, baca dan interpretasikan
Group Statistics

Diukur tensi (Y/T)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
TD Diastolik
dimension1
YA
3081
77.66
9.978
.180
TIDAK
10
73.00
9.487
3.000
Rata tekanan diastole ibu yang diukr tensi adalah 77,66 (+ 9,97) mmHg dan diasto ibu yang tidak diukur tensi adalah 73 (+ 9,5) mmHg.

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
TD Diastolik
Equal variances assumed
.004
.952
1.474
3089
.141
4.657
3.160
-1.539
10.853
Equal variances not assumed


1.549
9.065
.155
4.657
3.005
-2.135
11.448
-          P > 0,05, maka H0 diterima
-          Berarti ada perbedaan diastolik ibu yang diukur tensi dan yang tidak.

Latihan 22.     Untuk mengetahui hubungan antara ibu bekerja dan tidak bekerja dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan
ð  Langkah 1 :
Ibu bekerja (independent) dan frekuensi pemeriksaan kehamilan (dependent)
ð  Langkah 2 :
Ibu bekerja à kerja
Frekuensi Pemeriksaan kehamilan à kali
ð  Langkah 3 :
Kerja (K) dan kali (N)
ð  Langkah 4 :
Uji                           : Uji beda rata-rata (2 rata-rata) sampel tidak berpasangan è independent sample T test.
Teori           : ibu yang bekerja memiliki frekuensi yang lebih rendah untuk memeriksakan kehamilannya, karena memiliki waktu lebih sedikit untuk memeriksakan kehamilan dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
H0                           : tidak ada perbedaan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja
ð  Langkah 5 :
uji normality kali (Numerik) è kesimpulan uji : data berdistribusi tidak normal
ð  Langkah 6 :
Multiple Comparisons
Frekuensi pemeriksaan kehamilan
Bonferroni
(I) Pekerjaan Ibu Responden
(J) Pekerjaan Ibu Responden
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
dimension2
PNS
dimension3
swasta
.286
.252
1.000
-.45
1.03
wiraswasta
-.112
.253
1.000
-.86
.63
pedagang
.887
.333
.117
-.09
1.87
buruh/tani
1.297
.484
.111
-.12
2.72
lain2
1.534*
.328
.000
.57
2.50
swasta
dimension3
PNS
-.286
.252
1.000
-1.03
.45
wiraswasta
-.398
.233
1.000
-1.08
.29
pedagang
.601
.318
.881
-.33
1.54
buruh/tani
1.012
.474
.491
-.38
2.40
lain2
1.248*
.313
.001
.33
2.17
wiraswasta
dimension3
PNS
.112
.253
1.000
-.63
.86
swasta
.398
.233
1.000
-.29
1.08
pedagang
.999*
.319
.026
.06
1.94
buruh/tani
1.409*
.474
.045
.02
2.80
lain2
1.646*
.313
.000
.72
2.57
pedagang
dimension3
PNS
-.887
.333
.117
-1.87
.09
swasta
-.601
.318
.881
-1.54
.33
wiraswasta
-.999*
.319
.026
-1.94
-.06
buruh/tani
.410
.521
1.000
-1.12
1.94
lain2
.647
.381
1.000
-.47
1.77
buruh/tani
dimension3
PNS
-1.297
.484
.111
-2.72
.12
swasta
-1.012
.474
.491
-2.40
.38
wiraswasta
-1.409*
.474
.045
-2.80
-.02
pedagang
-.410
.521
1.000
-1.94
1.12
lain2
.236
.518
1.000
-1.29
1.76
lain2
dimension3
PNS
-1.534*
.328
.000
-2.50
-.57
swasta
-1.248*
.313
.001
-2.17
-.33
wiraswasta
-1.646*
.313
.000
-2.57
-.72
pedagang
-.647
.381
1.000
-1.77
.47
buruh/tani
-.236
.518
1.000
-1.76
1.29
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
7. bahas :
·         Terdapat keadaan yang tidak signifikans antara pedagang dengan wiraswasta, buruh/tani dengan wiraswasta, lain2 dengan PNS, lain2 dengan swasta, lain2 dengan wiraswasta.
·         P < 0,05, maka H0 ditolak
·         Berarti ada perbedaan frekuensi ibu yang bekerja (PNS, Swasta, Wiraswasta, Pedagang, Buruh/Tani, dan lain2) dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan.

Latihan 23.     Untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan ber-KB dengan umur ibu
1.      Keikutsertaan berKB à Variebel independent
Umur ibu à variabel dependent
2.      Keikutsertaan berKB à Akseptor
Umur ibu à umur
3.      Akseptor à K
Umur Ibu à N
4.      Uji        : uji beda 2 rata2
Teori    : semakin tinggi umur, maka semakin tinggi minat keikutsertaan untuk  berKB, karena resiko untuk hamil lebih tinggi.
H0        : tidak ada perbedaan antara ibu yang berumur lebih muda dan yang berumur lebih tua dengan minat keikutsertaan dalam berKB
5.      Uji normality
Data berdistribusi tidak normal
6.      Uji, baca dan interpretasikan
Group Statistics

Akseptor KB (Y/T)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Umur Ibu (tahun)
dimension1
YA
2354
27.98
4.740
.098
TIDAK
925
27.31
4.533
.149
Rata2 umur ibu yang berKb adalah 27,98 (+ 4,7) tahun dan rata2 umur ibu yang tidak berKB 27,31 (+ 4,5) tahun.
Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Umur Ibu (tahun)
Equal variances assumed
3.039
.081
3.710
3277
.000
.674
.182
.318
1.030
Equal variances not assumed


3.782
1760.910
.000
.674
.178
.325
1.024
·         P < 0,05, maka H0 ditolak
·         Berarti ada perbedaan antara ibu yang berusia lebih mudan dengan ibu yang berusia lebih tua dalam keikutsertaan berKB

Tanggal 23 desember 2013
Latihan 24.     Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan (SD, SLTP, SLTA, dan PT) dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan
ð  Anova
1.      Tingkat pendidikan è variabel independent
Frekuensi pemeriksaan kehamilan è variabel dependent
2.      Tingkat pendidikan è Didik
Frekuensi memeriksakan kehamilan è Kali
3.      Didik è K
Kali è N
4.      Uji beda > 2 rata2 è oneway anova.
Teori : Ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih sering memeriksakan kehamilannya
H0 è tidak ada perbedaan frekuensi pemeriksaan kehamilan antara ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA dan perguruan Tinggi
5.      Uji normality : data berdistribusi tidak normal
6.      Uji, baca interpretasi
ANOVA
Frekuensi pemeriksaan kehamilan

Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
524.898
3
174.966
7.533
.000
Within Groups
71696.156
3087
23.225


Total
72221.054
3090





Multiple Comparisons
Frekuensi pemeriksaan kehamilan
Bonferroni
(I)  Pendidikan Formal Ibu
(J)  Pendidikan Formal Ibu
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
BH/SD
SLTP
-1.827*
.690
.049
-3.65
.00
SLTA
-1.140
.655
.491
-2.87
.59
P.TINGGI
-1.892*
.662
.026
-3.64
-.14
SLTP
BH/SD
1.827*
.690
.049
.00
3.65
SLTA
.687
.274
.074
-.04
1.41
P.TINGGI
-.066
.292
1.000
-.84
.70
SLTA
BH/SD
1.140
.655
.491
-.59
2.87
SLTP
-.687
.274
.074
-1.41
.04
P.TINGGI
-.753*
.194
.001
-1.26
-.24
P.TINGGI
BH/SD
1.892*
.662
.026
.14
3.64
SLTP
.066
.292
1.000
-.70
.84
SLTA
.753*
.194
.001
.24
1.26
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

7.      Bahas
Terdapat keadaan yang tidak signifikans antara yang berpendidikan SD/BH dengan SLTP, BH/SD dengan P.Tinggi, SLTA dengan P.Tinggi.
P < 0,05 èH0 ditolak
Ada perbedaan frekuensi pemeriksaan kehamilan antara ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA dan perguruan Tinggi

Latihan 25.     Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan alasan tidak ber-KB
1.      Alasan tidak berKB è variabel independent
Umur ibu è variabel dependent
2.      Umur ibu è umur
Alasan tidak berKB è Alasan

3.      Umur è N
Alasan è K
4.      Uji è uji oneway anova
Teori è semakin tua umur ibu maka semakin ibu akan memiliki alasan untuk berKB
H0 è tidak ada perbedaan alasan berKB antara ibu yang berusia muda dan yang berusia tua
5.      Uji normality
6.      Uji, baca, dan interpretasikan

ANOVA
Umur Ibu (tahun)

Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
86.779
3
28.926
1.410
.238
Within Groups
18897.174
921
20.518


Total
18983.952
924





Multiple Comparisons
Umur Ibu (tahun)
Bonferroni
(I) alasan tidak ber-KB
(J) alasan tidak ber-KB
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
MASIH INGIN PUNYA ANAK
DILARANG SUAMI
-.395
.332
1.000
-1.27
.48
TIDAK SESUAI KEYAKINAN
.452
.430
1.000
-.69
1.59
LAIN2
-.434
.973
1.000
-3.01
2.14
DILARANG SUAMI
MASIH INGIN PUNYA ANAK
.395
.332
1.000
-.48
1.27
TIDAK SESUAI KEYAKINAN
.847
.430
.295
-.29
1.98
LAIN2
-.039
.973
1.000
-2.61
2.53
TIDAK SESUAI KEYAKINAN
MASIH INGIN PUNYA ANAK
-.452
.430
1.000
-1.59
.69
DILARANG SUAMI
-.847
.430
.295
-1.98
.29
LAIN2
-.886
1.011
1.000
-3.56
1.79
LAIN2
MASIH INGIN PUNYA ANAK
.434
.973
1.000
-2.14
3.01
DILARANG SUAMI
.039
.973
1.000
-2.53
2.61
TIDAK SESUAI KEYAKINAN
.886
1.011
1.000
-1.79
3.56
7.      P > 0,05 è H0 diterima
Berarti tidak ada perbedaan alasan berKB antara ibu yang berusia muda dan yang berusia tua

Latihan 26      : Hubungan antara pendidikan ibu dengan berat anak
1.       Pendidikan è variabel independent
Berat anak è variabel dependent
2.       Pendidikan è didik
Berat anak è weight
3.       Didik è K
Weight è N
4.       Uji : uji > 2 rata-rata è oneway anova
Teori : semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin berat bdan anak karena ibu memiliki pengetahuan yang cukup dalam gizi anak
H0        è terdapat perbedaan berat badan anak antara ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi
5.       Uji normality
6.       Uji, bahas dan interpretasikan



ANOVA
BB balita

Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
260.278
3
86.759
3.509
.015
Within Groups
80974.516
3275
24.725


Total
81234.794
3278











Multiple Comparisons
BB balita
Bonferroni
(I)  Pendidikan Formal Ibu
(J)  Pendidikan Formal Ibu
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
BH/SD
SLTP
.9382
.6435
.870
-.761
2.637
SLTA
.1143
.6060
1.000
-1.485
1.714
P.TINGGI
.4698
.6141
1.000
-1.151
2.091
SLTP
BH/SD
-.9382
.6435
.870
-2.637
.761
SLTA
-.8239*
.2736
.016
-1.546
-.102
P.TINGGI
-.4684
.2913
.647
-1.237
.300
SLTA
BH/SD
-.1143
.6060
1.000
-1.714
1.485
SLTP
.8239*
.2736
.016
.102
1.546
P.TINGGI
.3555
.1947
.408
-.159
.869
P.TINGGI
BH/SD
-.4698
.6141
1.000
-2.091
1.151
SLTP
.4684
.2913
.647
-.300
1.237
SLTA
-.3555
.1947
.408
-.869
.159
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

7.       Terdapat keadaan yang tidak signifikan antara SLTP dan SLTA ,
P < 0,05, maka H0 ditolak è ada perbedaan berat badan anak antara ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi
UJI KORELASI
Latihan 27      : Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan tekanan darah

1.      Umur ibu à variabel independen
Tekanan darah à variabel dependent
2.      Umur ibu à umur
Tekanan darah à sistolik (sistol), diastolik (diastol)
3.      Umur à N
Sistol à N
Distol à N
4.      Uji : uji koarelasi
Teori : semakin tua umur maka semakin tinggi tekanan darah karena terjadi atrofi pembuluh darah
H0 : ada perbedaan tekanan darah antara ibu yang berusia muda dengan ibu yang berusia lebih tua
5.      Uji normality
6.      Uji, bahas dan interpretasikan

Descriptive Statistics

Mean
Std. Deviation
N
Umur Ibu (tahun)
27.79
4.691
3279
TD Sistolik
117.23
9.696
3279
TD Diastolik
77.69
10.121
3279

Correlations


Umur Ibu (tahun)
TD Sistolik
TD Diastolik
Umur Ibu (tahun)
Pearson Correlation
1
.018
-.003
Sig. (2-tailed)

.314
.869
N
3279
3279
3279
TD Sistolik
Pearson Correlation
.018
1
.420**
Sig. (2-tailed)
.314

.000
N
3279
3279
3279
TD Diastolik
Pearson Correlation
-.003
.420**
1
Sig. (2-tailed)
.869
.000

N
3279
3279
3279
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hubungan umur dengan tekanan darah sistolik ditemukan koefisien korelasi 0,018,
Artinya setiap pnembahan 1 tahun umur maka akan terjadi kenaikan tekanan darah sistolik se besar 0,018 mmHg (N=3279). Hubungan tersebut bermakna pada alpha 0,05 (p < 0,05).

UJI KORELASI TWO TILE
ð  < 0,25               (L)
ð  0,25 – 0,5         (S)
ð  0,5 – 0,75         (K)
ð  >0,75                (SK)