Loading

Sabtu, 16 November 2013



BAB I
PENDAHULUAN

     I.          Latar Belakang
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Menurut UU No.23 tahun 1992 yang dimaksud dengan keluarga adalah suami isteri, anak dan anggota keluarga lainnya kelompok dimasyarakat adalah kelompok bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu nifas, ibu meneteki.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).  Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.
         II.         Tujuan
·         Mengetahui pengertian Analisis Sosial
·         Mengetahui ruang lingkup Analisis Sosial
·         Mengetahui pentingnya teori Analisis Sosial
·         Mengidentifikasi langkah-langkah Analisis Sosial dan penerapannya dalam kebidanan komunitas

BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1.Pengertian Ansos
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, struktural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial.
1.2.Ruang Lingkup Ansos
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain :
a.      Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas
b.      Sistem sosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian
c.       Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.
d.      Kebijakan publik seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.
1.3.Pentingnya teori sosial
Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris.  Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar pada positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial, pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan dan kesetaraan actor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.
1.4.Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:

a.                       Pengkajian Data
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon klien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien. Area yang termasuk respon klien antara lain kegiatan sehari-hari, emosional, sosio-ekonomi, kultural dan spiritual (Yura & Wals, 1988).
Menurut Kozier et al. (1995) proses pengkajian terdiri atas empat kegiatan, yaitu: pengumpulan data, organisasi data, validasi data, dan analisa data.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu tentang status kesehatan klien untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan klien. Informasi yang diperlukan adalah segala sesuatu penyimpangan tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual, kemampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari, masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien, dan keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana Asuhan Kebidanan yang akan dilakukan terhadap klien.Dari semua informasi yang terkumpul didapatkan data dasar berupa riwayat kesehatan/ keperawatan, pengkajian fisik, riwayat pengobatan dan pemeriksaan fisik, termasuk hasil laboratorium dan tes diagnostik, dan data berupa kontribusi informasi dari tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi dan menilaii tentang keadaan kesehatan klien, untuk menentukan Masalah Kebidanan dan kesehatan serta membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.
Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan, misalnya: rasa nyeri, mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain.Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan, pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), misalnya: perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku, dan lain lain.Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al., 1995).
Dalam pengumpulan data agar dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan: keluhan utama, riwayat kesehatan sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga, keadaan fisik, pola kebiasaan, psikologis, sosial, spiritual, hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi, electrocardiograph, dan keadaan khusus lainnya yang berhubungan.
Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1.      Wawancara (Interview/ Anamnese)
Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area tertentu. Dalam keperawatan tujuan utama dari wawancara adalah untuk mengetahui riwayat kesehatan/ keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor-faktor risiko, dan faktor-faktor spesifik dari perubahan status kesehatan dan pola kehidupan klien, serta untuk menjalin hubungan perawat-klien. Wawancara dapat dilakukan dengan klien langsung atau dengan orang yang terdekat dengan klien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perawat melakukan wawancara dengan klien (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995) adalah:
a.             Menerima keberadaan klien sebagai mana adanya.
b.             Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarganya untuk menyampaikan keluhan/ pendapat secara bebas.
c.              Harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien.
d.             Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian.
e.             Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.
f.               Tidak bersifat menggurui tetapi lebih kepada mengarahkan wawancara agar terfokus dan spesifik tentang masalah yang dihadapi klien.
g.             Menciptakan lingkungan yang mendukung.
2.      Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah mangamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang Masalah Kebidanan. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan: 1) Tidak melakukan stimuli kepada klien/ tidak diketahui oleh klien sehingga data yang diperoleh murni. 2) Lakukan seleksi dan interpretasi dari data yang diamati menyangkut aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al. 1995).
3.      Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995). Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh misalnya: sclera mata berwarna kuning (icterik), kulit kebiruan (ciyanosis), wajah pucat, dan lain-lain. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan pendengaran dan dibantu dengan penggunaan statescope, misalnya: mendengar bising usus, bunyi jantung, bunyi paru-paru, dan lain-lain. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya: perabaan pada bagian tubuh yang diduga adanya radang, pembengkakan, pemeriksaan kehamilan, oedem, dan lain-lain.
4.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik merupakan bagian dari tahap pengumpulan data, hal ini sangat membantu dalam penatalaksanaan, pemeliharaan dan restorasi kesehatan. Pengetahuan tentang tujuan, prosedur, dan hasil dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik diperlukan untuk keberhasilan pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang berguna untuk menetapkan Masalah Kebidanan serta meningkatkan intervensi keperawatan yang tepat waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan (Doenges, Moorhouse & Burley, 1995).
5.      Organisasi data
Organisasi data merupakan sebuah variasi kerangka kerja keperawatan untuk keteraturan pengumpulan data dan pencatatan hasil pengumpulan data. Kerangka kerja membantu sebagai pedoman selama perawat melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, mencegah tidak tercantumnya informasi yang berhubungan, dan memudahkan dalam analisa data pada tahap perumusan diagnosa keperawatan. Kerangka kerja dapat dimodifikasi berdasarkan status kesehatan klien (Fuller & Schaller-Ayers, 1994, dalam Craven & Hirnle, 2000).
6.      Validasi data
Menurut Kozier et al. (1995) validasi data adalah kegiatan “Double-Checking” atau verifikasi data untuk mengkonfirmasi kelengkapan, keakuratan, dan aktualitas data. Dengan memvalidasi data, membantu perawat untuk memastikan kelengkapan informasi dari pengkajian, kecocokan data objektif dan subjektif, mendapatkan tambahan informasi, menghindari ketidakteraturan dalam mengumpulkan dan memfokuskan data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah. Alfaro – LeFevre (1998), menjelaskan bahwa yang termasuk cara memvalidasi data antara lain: bandingkan antara data yang didapat dengan fungsi normal, rujuk pada buku, jurnal, dan hasil penelitian, periksa konsistensi data subjektif dengan dapat objektif yang didapat, klarifikasi dengan pernyataan-pernyataan klien, dan cari persetujuan kolega tentang kesimpulan yang dibuat.
b.   Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu keperawatan dan proses penyakit. Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan Masalah Kebidanan klien.
Fungsi dari analisa data adalah bidan dapat menginteprestasi data yang diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan Masalah Kebidanan dan kebutuhan klien.
Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi penyakit, farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress, adaptasi, etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta konsep teori keperawatan.
Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a.        Validasi kembali data, teliti kembali data yang terkumpul.
b.        Identifikasi kesenjangan data.
c.         Susun kategorisasi data secara sistematis dan logis.
d.        Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang askeb klien.
e.        Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah& penyebabnya.
f.          Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.
Dalam analisa data, semua aspek harus dipertimbangkan karena analisa data perlu menentukan kebutuhan kesehatan dan dukungan masyarakat serta trend dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan analisa data terdapat beberapa langkah antara lain : pengelompokan data, meringkas, membandingkan dan membuat kesimpulan.
Melakukan analisa data tersebut diatas membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang menganalisa dan pengambilan keputusan melalui berpikir kritis. Oleh karena itu perawat komunitas harus mempelajari dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan tersebut, sehingga perawat mampu memberikan Asuhan Kebidanan komunitas.
Analisa data berarti perawat komunitas mempelajari data – data yang telah terkumpul melalui metode pengumpulan data. Data yang telah terkumpul dapat berupa data kualitati dan kuantitatif. Analisa data dilakukan untuk melihat masalah kesehatan yang dialami masyarakat  dan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan p  elayanan kesehatan.
Analisa data juga memberikan informasi tentang kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, system pendukung dan sumber – sumber yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan.
B.1. Tahap – tahap analisa data
Analisa seperti beberapa prosedur lain yang kita lakukan, dapat dipandang sebagai suatu proses yang mempunyai beberapa langkah atau tahapan. Tahapan – tahapan yang digunakan untuk membantu melakukan analisa tersebut adalah sebagai berikut :
                    i.          Mengelompokan data atau mengkategorikan data
Mengelompokan atau mengkategorikan data sangat membantu kita dalam melakukan analisa data yang telah dikumpulkan dalam komuntas. Kategori atau pengelompokan yang biasa digunakan yaitu berdasarkan :
·      Karakteristik demografi (jumlah anggota keluarga, usia, jenis kelamin, kelompok rasial dan etnik  dan lain – lain).
·      Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan tipe tetangga, lingkungan tempat tinggal dan jalan).
·      Karakteristik sosial ekonomi (pekerajaan, pendapatan, pendidikan, rumah sewaan, rumah pribadi).
·      Karakteristik sistem pendukung dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat kesehatan mental dan sebagainya).
                  ii.          Meringkas
Setelah metode pengkategorian dilakukan, langkah selanjutnya adalah meringkas atau menyimpulkan data pada masing – masing kategori yang telah dikelompokan dapat dalam bentuk penghitungan, table, atau grafik.
                iii.          Membandingkan
Langkah berikutnya setelah data diringkas yaitu langkah membandingkan data, apakah ada yang menyimpang atau abnormal, apakah ada data – data yang tidak pantas atau keselahan – kesalahan saat mengelompokan data sehingga perlu adanya revalidasi data. Data – data yang diperoleh dari masyarakat dari wilayah binaan, dibandingkan dengan data data yang sama seperti data yang bersifat kecamatan, kabupaten , atau nasional.
                iv.          Pengambilan Kesimpulan
Setelah data yang dikumpulkan dikelompokan, diringkas dan dibandingkan. Tahapan paling akhir adalah penarikan kesimpulan yang logis dari bukti – bukti yang diperoleh yaitu pengambilan kesimpulan yang mengarah pada pernyataan diagnosa keperawatan. Pada tahap ini dilakukan sintesa apa yang diketahui perawat tentang komunitas, yaitu ; apa maksud / arti dari data tesebut.
b.2. Komponen yang dianalisa
·           Core dari komunitas  : data core dari komunitas yaitu meliputi pengukuran demografi, tipe data secara khusus ditampilkan dalam bentuk grafik atau gambar. Data demografi ini adalah  komposisi kelompok umur, jenis kelamin, dll.
·           Lingkungan fisik,  dapat dilakukan melalui windshield survey dan data dapat berupa informasi tentang wilayah dan komunitas, observasi iklim, kepadatan penduduk, perumahan , wc, penyediaan air bersih dll.
·           Kesehatan dan pelayanan social yang meliputi analisa terhadap fasilitas kesehatan yang ada diluar  masyarakat dan pelayanan kesehatan di masyarakat serta pelayanan social yang ada di luar masyarakat dan di masyarakat.
·           Ekonomi yang meliputi indeks kekayaan perorangan ( penghasilan ) indicator kekayaan industri dan bisnis dan status perkejaan dari komunitas.
·           Transporasi dan keamanan  data dapat berupa pelayanan perlindungan terhadap kebakaran, pembuangan kotoran, air yang dapat diminum, pembuangan sampah, sanitasi lingkungan, udara.
·           Politik dan Pemerintahan untuk menggambarkan orang  dan organisasi yang berpengaruh atau penting dalam tahapan penyusunan dan pelaksanaan intervensi pada komunitas.
·           Komunikasi, sebagai data yang dapat digunakan dalam tahapan pelaksanaan perawatan di komunitas.
·           Pendidikan
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau Masalah Kebidanan. Tujuan analisis data :
a. Menetapkan kebutuhan komunity
b.  Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunity
d.  Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
c.    Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan bidan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
·      Perhatian masyarakat
·      Prevalensi kejadian
·      Berat ringannya masalah
·      Kemungkinan masalah untuk diatasi
·      Tersedianya sumber daya masyarakat
·       Aspek politis.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu :
·         Keadaan yang mengancam kehidupan
·         Keadaan yang mengancam kesehatan
·         Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
Kriteria prioritas masalah adalah :
a.    Sifat masalah
-          Ancaman  kesehatan
-          Keadaan sakit  atau kurang sehat
-          Situasi krisis
b.    Kemungkinan masalah dapat dirubah
c.    Potensi masalah untuk dicegah
d.    Masalah yang menonjol
Faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas adalah antara lain :
a.      Sifat masalah : tidak sehat, ancaman kesehatan, situasi krisis
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah : pengetahuan. Teknologi, sd keluarga, sd perawatan, sd masyarakat.
c.       Potensi masalah untuk dicegah: kesulitan masalah, lamanya masalah, tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adanya kelompok resiko tinggi
d.      Perencanaan
e.      Setelah pengkajian , langkah selanjutnya adalah perencanaan perawatan kesehatan keluarga
f.        Adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi.
d.   Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Planning atau perencanaan adalah membuat rencana saat ini dan untuk yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisa dan interprestasi data. Rencaha asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.
Perencanaan Asuhan Kebidanan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup :
a.         Perumusan tujuan (jangka panjang dan tujuan jangka pendek /kriteria hasil).
b.         Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan (dijabarkan dalam POA).
c.         Indikator  hasil untuk menilai pencapaian tujuan tindakan.





BAB III
KASUS
ASUHAN KESEHATAN KELUARGA TN. A  DI RT 3 RW 1
KELURAHAN KERENG BANGKIRAI KECAMATAN SEBANGAU
A.      Analisa Data
Dari pengkajian data yang telah dilakukan, masalah keluarga Tn. A. adalah tentang kebersihan lingkungan dan pola hidup bersih, penyakit asma, dan adanya ibu hamil di keluarga yaitu Ny. Lansiah.
Maka dalam hal ini petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penyakit Asma, dan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.
B.      Prioritas Masalah

-          Kurangnya pengetahuan tentang  pola hidup bersih dan sehat
-          Penyakit Asma pada keluarga
-          Ibu hamil dengan risiko tinggi dan asma
C.      Daftar Masalah Berdasarkan Prioritas
-          Ibu hamil dengan risiko tinggi dan asma
-          Kurangnya kesadaran tentang pola hidup bersih dan sehat
-          Penyakit Asma pada keluarga
D.     Asuhan Keluarga
               I.     Pengkajian
1)        Data Kesehatan
Identitas Kepala keluarga :
Nama                           : Tn. Ahmad Larin
Umur                           : 42 tahun
Pendidikan                  : SMA
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Swasta
Alamat                         : Jl. Anggrek No 31, RT 3 RW 1
Identitas Anggota keluarga :
No
Nama
Umur
Hubungan keluarga
Pendidikan
Agama
1.
Ny. Lansiah
4o tahun
Istri
SMA
Islam
2.
M. Iqbal
17 tahun
anak
SMP
Islam
3.
M. Arsyad
11 tahun
anak
SD
Islam
4.
M. Aditya
7 tahun
anak
SD
Islam
2)      Lingkungan Fisik
Perumahan
Rumah semi permanen, lantai papan, kebersihan kurang, ventilasi < 10 % dari luas lantai, pencahayaan remang-remang, kamar mandi punya, jarak rumah dengan tetangga dekat, halaman di sekitar rumah ada, halaman dimanfaatkan sebagai kebun kecil.
Sumber Air Bersih
Sumber air masak dan minum dari sumur, pengolahan air minum dimasak, sumber air mandi dan mencuci dari sumur, jarak sumber air dengan septic tank lebih dari 10 meter, tempat penampungan air sementara di gentong dan bak, tempat penampungan air tertutup, kondisi air tidak berasa dan tidak berwarna.
Sistem Pembuangan Sampah
Mengelola sampah dengan dibakar, keluarga memiliki tempat penampungan sampah sementara sebelum dibakar, kondisi tempat penampungan sampah sementara terbuka, jaraknya lebih dari 5 meter.
Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
Kebiasaan BAB di WC, jenis plengsengan, kondisi kurang bersih dan licin, sistem pembungan air  limbah dalam bentuk resapan.
Hewan peliharaan
Keluarga memiliki hewan peliharaan burung dan kucing, di pelihara di dalam rumah, dan kurang terawat.
3)      Kondisi Kesehatan Umum
Status Kesehatan ini          
ibu dan anak pertamanya menderita asma, Penyakit 3 bulan terakhir        : asma, meninggal 3 bulan terakhir tidak ada.
Perilaku Kesehatan
Frekuensi makan keluarga normal 2-3 kali per hari, tidak ada masalah dalam makan dan kualitas makan baik, minukm keluarga baik, garam yang digunakan cap kapal api dan beriodium, BAB dan BAK keluarga normal, tidak ada masalah.
Pelayanan Kesehatan
Sarana kesehatan yang paling dekat puskesmas, tempat beerobat keluarga di puskesmas, kebiasaan sebelum berobat tidak membeli obat bebas, penggunaan obat dengan resep nakes, sumber pendanaan kesehatan keluarga  dari Jaminan Pengaman Sosial seperti Jamkesmas, penyakit yang sering di derita keluarga dalam 3 bulan terakhir adalah batuk dan pilek.

Riwayat kesehatan ibu
G4 P3 AO H3, jarak persalinan terakhir 7 tahun, penolong persalinan terakhir oleh bidan Erinani, PUS dalam keluarga tidak ada, ibu tidak menggunakan KB. Keterangan kehamilan ibu terlampir dalam asuhan kebidanan.
Remaja
Kegiatan diluar sekolah tidak ada, kebiasaan remaja baik.
4)      Pengetahuan Gizi Ibu
Dari pertanyaan yang diajukan ibu mampu menjawab tentang makanan sumber karbohidrat, sumber vitamin dan mineral, penyebab kurang darah atau anemia, penyebab gondok, makanan sumber serat, pertolongan pertama saat muntah berak, dan ASI yang pertama kali keluar sebaiknya deberikan pada bayi.
Dari pertanyaan yang diajukan, ibu tidak mampu menjawab tentang makanan sumber protein, penyebab rabun senja dan katarak, serta apa yang disebut dengan ASI eksklusif.
      II.            Prioritas Masalah
a.    Ibu hamil dengan risiko tinggi dan asma
·      Kurangnya kebersihan tentang pola hidup bersih dan sehat
·      Penyakit Asma pada keluarga
        III.        Intervensi
·         Lakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil
·         Lakukan penyuluhan tentang kehamilan trimester III
·         Lakukan penyuluhan tentang PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
·         Lakukan penyuluhan tentang penyakit asma
·         Lakukan pemantauan dan kunjungan ulang pada keluarga
        IV.        Implementasi
1.         Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, Ny. Lansiah G4 P3 AO H3, usia kehamilan 34 minggu, janin tunggal hidaup intrauterin, presentasi kepala pada tanggal 16 Juli 2012 jam 11.00 WIB di rumah keluarga binaan.
2.         Melakukan penyuluhan mengenai kehamilan trimester III pada tanggal 17 Juli 2012 jam 10.30 WIB di rumah keluarga binaan.
3.         Melakukan penyuluhan tentang PHBS pada tanggal 18 Juli 2012 jam 10.00 WIB di rumah keluarga binaan.
4.         Melakukan penyuluhan kepada keluarga binaan tentang penyakit asma pukul 10.30 WIB di rumah keluarga binaan.
5.         Melakukan pemantauan dan kunjungan ulang pada keluarga 1 hari lagi.
         V.         Evaluasi
1.         Asuhan kebidanan pada ibu hamil telah dilakukan
2.         Penyuluhan mengenai kehamilan trimester II telah disampaikan
3.         Penyuluhan tentang PHBS telah disampaikan
4.         Penyuluhan tentang penyakit asma telah disampaikan
5.         Kunjungan ulang 1 hari lagi besok tanggal 19 Juli 2012.
E.    Catatan Perkembangan
Tanggal 01 November 2013
S       :
Keluarga telah melakukan pesan yang disampaikan dengan mulai memperhatikan kebersihan lingkungan, diri dan Keluarga mulai mempraktekkan pola hidup sehat dengan makan-makanan beragam dan bergizi.
O       :
·         Rumah tampak berrsih dan rapi
·         Keluarga mulai tampak memperhatikan kebersihan diri
A       :
Keluarga Tn. Ahmad Larin dengan ibu hamil risiko tinggi, penyakit asma, masalah kebersihan dan pola hidup sehat.
P       :
·         Memberitahu keluarga hasil pemeriksaan.
·         Keluarga mengerti dengan penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan
·         Keluarga bersedia untuk mengikuti semua anjuran yang telah disampaikan.


BAB IV
PENUTUP

Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah social.
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi.


DAFTAR PUSTAKA           

 Syafrudin, dkk. 2009. Praktik Kebidanan Komunitas. Trans Info Media : Jakarta
Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.
Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.
http://books.google.co.id/books?id=pxDFv6ri8UgC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=pengkajian+data+analisa+%2B+prioritas+%2B+masalah+%2B+perencanaan
http://www.imadiklus.com/2010/04/analisa-swot-dan-penerapannya-dalam-organisasi.html