“ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. D
P5A0H5
12 JAM POST
PARTUM + TUBEKTOMI
DI RAWAT
GABUNG KEBIDANAN
RSUP
M.DJAMIL PADANG ”
OLEH :
SISKA
NOVRIMA SARI (114110454)
POLTEKKES
KEMENKES RI PADANG
D-III
KEBIDANAN PADANG
2013
TINJAUAN
TEORI
A.
GRANDE MULTI PARA
Prinsip Dasar Grande Multi Para
1.
Grande multipara adalah kehamilan lebih dari 4
kali
2.
Grande multipara termasuk dalam kehamilan
dengan resiko tinggi
3.
Ibu hamil dengan resiko tinggi memiliki bahaya
yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila di bandingkan
dengan ibu hamil normal.
4.
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
5.
Grande multipara memiliki komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan
Dalam kehamilan :
a.
Perdarahan
ante partum
b.
Solusio
plasenta
c.
Plasenta
previa
d.
Abortus
Dalam persalinan :
a. Atonia uteri
b. Ruptur uteri
Hubungan Grande
Multipara Dengan Atonia Uteri
1.
Pengertian
Menurut
Wiknjosastro H (2005) “Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari
500-600 cc dalam masa 24 jam setelah anak lahir”. Perdarahan terutama
perdarahan post partum masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu
dalam persalinan.
Berdasarkan
penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Atonia uteri
50%-60%
b. retensio plasenta 16%-17%
c. sisa plasenta
23%-24%
d. laserasi 4%-5%
e. kelainan darah
0,5%-0,8% (Roestam, 1988)
atonia
uteri jika uterus tidak berkontraksi secara terkoordinasi sehingga ujung pembuluh
darah ditempat implantasi plasenta tidak dapat dihentikan (kolusi) sehingga
perdarahan menjadi tidak terkendali.
Pada
grande mulitpara, fungsi otot-otot uterus dalam melakukan kontraksi menurun,
sehingga pada grande multipara sering didapati his yang lemah, bahkan tidak ada
(atonia uteri)
2. Tanda atau
Gejala Atonia Uteri
a. Perdarahan pasca
persalinan
b. Uterus lembek dan
tidak berkontraksi
3.
Penatalaksanaan Atonia Uteri dikutip dari
Modul APN Edisi Revisi (2007)
Atonia
uteri terjadi jika uterus tidak berkonraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil (massase) fundus uteri :
1.
Segera lakukan kompresi bimanual internal
a.
Pakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan
secara obstetric (menyatakan kelima ujung jari) melalui introitus kedalam
vagina ibu.
b.
Periksa
vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kovum uteri
mungkin hal ini menyebabkan uterus tidak dapt berkonraksi secara penuh.
c.
Kepalkan
tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus
kearah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah
depan sehingga uterus ditekan dari ara depan dan belakang.
d.
Tekan
kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uteru sini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di
dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkonraksi.
e.
Evaluasi
keberhasilan :
1)
Jika
uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2
menit, kemudian perlahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama
kala IV.
2)
Jika
uterus berkontraksi tapi perdaraan masih berlangsung, periksa ulang perineum,
vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan
penjahitan untuk menghentikan.
3)
Jika
uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal, kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan
atonia uteri selanjutnya, kemudian untuk mulai menyiapkan rujukan.
2. Berikan 0,2 mg
ergometris IM atau misoprostol 600-1000 per rectal, jangan berikan ergometrium
kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
3. Gunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infuse dan berikan 500 cc larutan
RL yang mengandung 20 unit oksitoxin (guyur dalam 10 menit)
4. Pakai sarung
tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI
5. Jika uterus
tidak berkonraksi dalam waktu (sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena
hal ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan tindakan gawat darurat
difasilitasi kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan
tranfusi darah.
6. Sambil membawa
ibu ketempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infuse cairan hingga ibu tiba
di tempat rujukan
a. Infus 500 ml
pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit
b. Berikan tambahan
500 ml/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang
diinfuskan mencapai 1,5 L dan kemudian lanjutkan dalam jumlah 125 cc/jam
c. Jika cairan
infuse tidak cukup, infuskan 500 ml (botol kedua) cairan infuse dengan tetesan
sedang dan ditambah pemberian cairan secara oral untuk rehidrasi.
B.
RESIKO HAMIL
DIATAS UMUR 35 TAHUN
Menikah dan memiliki anak pada usia 35
tahun atau lebih kini banyak dialami oleh pasangan muda, terutama di kota
besar. Jumlahnya pun cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai macam
alasan dikemukakan, dari belum siap secara finansial hingga sibuk meniti karir.
Sah-sah saja sih mengambil keputusan ini, namun perlu diingat
bahwa kehamilan setelah 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko bagi
ibu dan janinnya.
Pertimbangkan usia. Sadari bahwa
usia mempengaruhi fertilitas (kesuburan). Fertilitas menurun dengan cepat
setelah wannabe-moms berusia 35 tahun. Seiring bertambahnya usia, jumlah
dan kualitas sel telur dalam ovarium akan berkurang. Jadi semakin betambah
umur, (relatif) semakin sulit untuk hamil, semakin banyak pula risiko, seperti
berikut:
- Mengalami gangguan diabetes (kencing manis) dan tekanan darah tinggi, dan penyakit metabolis lainnya. Faktor pemicu terjadinya Preeklampsi dan Eklampsi pada ibu.
- Melahirkan bayi dengan sindroma down. Yakni, bayi dengan kromosom ekstra 21, dengan gejala keterbelakangan mental
Namun, dengan langkah-langkah
tertentu, wannabe-moms bisa menekan risiko kehamilan yang mungkin
mengintai. Berikut kiat untuk memperkecil risiko tersebut:
- Lakukanlah pemantauan terhadap gangguan kesehatan yang mungkin timbul, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
- Selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda, untuk mendapatkan informasi yang seksama tentang risiko kehamilan yang ada, dan juga tes-tes/pemeriksaan yang sekiranya perlu dilakukan untuk mendeteksi secara dini gangguan yang mungkin muncul
- Konsumsilah suplemen, terutama asam folat, sesuai anjuran dokter untuk mengurangi risiko cacat bawaan pada janin, seperti spina bifida.
C.
TUBEKTOMI
1. Definisi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
atau saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
2. Keuntungan
§ Motivasi hanya
dilakukan 1 kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang
§ Efektivitas hampir
100%
§ Tidak mempengaruhi
libido seksual
§ Kegagalan dari
pihak pasien tidak ada
3. Indikasi
Seminar kuldoskopi
Indonesia pertama (1972) telah mengambil keputusan tentang indikasi tubektomi
sebagai berikut :
§ Umur termuda 25
tahun dengan 4 anak hidup
§ Umur sekitar 30
tahun dengan 3 anak hidup
§ Umur sekitar 35
tahun dengan 2 anak hidup
Pada konferensi
khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela indonesia di medan (3-5 juni
1976) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai
berikut :
§ Umur antara 25-30
tahun dengan 3 anak atau lebih
§ Umur antara 30-35
tahun dengan 2 anak atau lebih
§ Umur antara 35-40
tahun dengan 1 anak atau lebih
4. Cara tubektomi
Cara tubektomi
dapat dibagi berdasarkan atas :
§ Saat operasi
§ Cara mencapai tuba
§ Cara penutupan
tuba
5. Saat operasi
Tubektomi dapat
dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval sesudah
keguguran tubektomi dapat langsung dilakukan. Dianjurkan agar tubektomi pasca
persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-lambatnya dalam 48 jam
setelah bersalin.
Tubektomi pada
persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi dan kegagalan.
Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7-10 pasca persalinan. Tubektomi
setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital telah
menciut dan mudah berdarah.
6. Tindak lanjut
§ 1 Minggu pasca
operasi, pemeiksaan adanya keluhan nyeri perut, tekanan darah, nadi, suhu dan
pemeriksaan perut dengan palpasi, tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
§ 1 bulan pasca
operasi, diperlukan pemeriksaan tentang haid, periksa dalam dan bila perlu
dilakukan patensi tuba
§ 3 bulan, 6 bulan
dan 1 tahun pasca operasi ádalah untuk mengetahui keadaan haid, kemungkinan
komplikasi, kemungkinan hamil, keehatan badan, hubungan seks dan perkawinan.
PUERPERIUM (NIFAS)
Masa nifas adalah masa sesudah
persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu. (obstetri fisiologi ,obgyn unpad)
Kejadian yang
terpenting dalam nifas adalah :
-
Involusi
-
Laktasi
Lamanya
perawatan dirumah sakit :
Bagi ibu-ibu yang bersalin di Indonesia, lamanya perawatan
ditentukan oleh keadaan. Ialah keadaan sosial dan ekonomi serta keterbatasan
tempat tidur. Maka umumnya ibu-ibu dengan persalinan biasa tidak lama tinggal
di rumah sakit. Kira-kira antara 3-5 hari.
Tetapi diluar negeripun ada kecenderungan untuk lebih cepat
memulangkan ibu-ibu yang persalinannya normal.
Hal ini disebabkan karena early ambulation dan kemungkinan
infeksi di rumah sakit, yang mendorong kita untuk secepat mungkin memulangkan
anak dan ibu yang sehat. Karena itu ada rumah sakit yang sudah mengijinkan ibu
dan anaknya pulang pada hari ke tiga.
Pada masa postpartum adalah saat yang paling baik untuk
menawarkan kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi palig tinggi.
Oleh karena alat kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi
sekresi air susu, biasanya ditawarkan IUD, injectable atau sterilisasi.
ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. D P5A0H5
12 JAM POST
PARTUM + TUBEKTOMI
DI RAWAT
GABUNG KEBIDANAN
RSUP M.DJAMIL
PADANG
Tanggal : 07 Oktober 2013 NO
RM : 835225
Pukul : 11.00 WIB
I.
PENGUMPULAN DATA
A.
IDENTITAS /
BIODATA
-
(IBU/ ISTRI) -
(SUAMI)
Nama : Ny.D / Tn. E
Umur : 43 tahun / 45 tahun
Suku/Bangsa : Minang/ Indonesia / Minang/ Indonesia
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD /
SD
Pekerjaan :
IRT /
Buruh
Alamatrumah : bungus / bungus
B.
ANAMNESA (DATA
SUBJEKTIF)
1. Alasan kunjungan :
Perikasa Kedaan nifas
2. Riwayatkesehatan
a.
Riwayat penyakit sekarang : tidak ada
b. Riwayatpenyakitsistemik
Jantung :
tidak ada
Ginjal :
tidak ada
Asma/TBC
Paru :
tidak ada
Hepatitis :
tidak ada
D.
M. :
tidak ada
Hipertensi :
tidak ada
Epilepsi :
tidak ada
PMS :
tidak ada
c. RiwayatAlergi
Makanan :
tidak ada
Obat-obatan :
tidak ada
c. RiwayatTransfusiDarah : tidak pernah
d. Riwayat pernah mengalami gangguan jiwa : tidak ada
e. Riwayathaid
Menarche :
Umur 12 tahun
Teratur/ tidak :
tidak
Sifat darah :
Kental
Banyak :
2 kali ganti pembalut
Lama :
3-4 hari
Keluhan :
tidak ada
3. Riwayatkesehatankeluarga
a. Riwayatpenyakit
Jantung :
tidak ada
Ginjal :
tidak ada
Asma :
tidak ada
TBC :
tidak ada
D. M. :
tidak ada
Hipertensi :
tidak ada
Epilepsi :
tidak ada
b. Riwayat kehamilan
Gamelli/
Kembar :
tidak ada
c. Psikologis :
tidak ada
4. Riwayatperkawinan
a. Status
perkawinan :
sah
b. Kawin ke :
I
c. Usia kawin :18
tahun
d. Lama hamil setelah
menikah : + 1
bulan
4. Riwayatkehamilan,
persalinan, dannifas yang lalu
- 1993, Lk, 3800 gr, cukup bulan, spontan, bidan, hidup
- 1997, Lk, 3200 gr, cukup bulan,
spontan, bidan, hidup
- 1999, Lk, 3300 gr, cukup bulan,
spontan, bidan, hidup
- 2007, Lk, 3500 gr, cukup bulan,
spontan, bidan, hidup
- 2013, Pr, 2600 gr, 48 cm, cukup
bulan, spontan,rsup m.djamil, hidup
6. Riwayat keluarga
berencana
a.
Alatkontrasepsi yang pernahdipakai /
lama : Suntik/ + 2 tahun
b. Alat kontrasepsi
yang dipakaisekarang :Tubektomi
7.
Riwayatpersalinanterakhir
a.
Tempat persalinan : RSUP M.Djamil Padang
b.
Penolong :
Dokter + bidan
c. Tanggal/ jam
persalinan : 06 Oktober 2013
d.
Jenis persalinan : Normal
e.
Komplikasi :
tidak ada
f.
Perineum :
Laserasi derajat 2
g.
Tindakan lain :
-
h.
Keadaanbayi
-
BB/PB : 2600 gr/ 47 cm
-
Cacat bawaan :
tidak ada
8. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
- Makan
Selamahamil : 3 x 1 porsi makan + lauk
Setelah melahirkan : ibu menghabiskan ½ porsi yang di
sediakan
-
Minum
Selamahamil : + 8 gelas/ hari
Setelahmelahirkan : -
b. Eliminasi
- BAB
Selama hamil : 1 x / hari
Setelah melahirkan :
- BAK
Selama hamil : + 7-8 kali/hari
Setelah melahirkan : -
c. Istirahat/ tidur
Selamahamil : + 6-7 jam/hari
Setelahmelahirkan : -
d.Keadaan psikologis :
stabil
e.Riwayatsosialbudaya
a. Dukungakeluarga : ada
b. Pantanganmakan : ada
f. Penggunaan obat-obatan/
rokok : tidak ada
C.
DATA OBJEKTIF
1.
Status Generalis
a.
Keadaanumum :
baik
b.
Kesadaran :
cmc
c. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi :
80 x/i
Nafas :
20 x/i
Suhu :
36,6 ⁰C
d.
TB :
152 cm
e.
BB sebelumhamil : -
f.
BB sekarang :
-
g.
Lila :
-
2.
PemeriksaanSistematis
a.
Kepala
Rambut :
tidak rontok, bersih
Muka :
tidak oedem, ada cloasma gravidarum
Mata
-
Conjunctiva :
agak pucat
-
Sclera :
tidak ikterik
Hidung :
tidak ada kelainan
Telinga :
tidak ada kelainan
Mulut/ gigi/ gusi : tidak ada stomatitis, ada caries
b. Leher
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
Tumor :
tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c. Dada dan axilla
Mammae
-
Pembesaran :
ada
-
Tumor :
tidak ada
-
Simetris/ tidak : simetris ki/ka
-
Puting susu :
menonjol
-
Areola :
mengalami hiperpigmentasi
-
Kolostrum/ ASI :
kolostrum (+)
Axilla
-
Benjolan :
tidak ada
-
Nyeri :
tidak ada
d.
Ekstremitas
Atas
-
Oedema :
tidak ada
-
Sianosis :
tidak ada
Bawah
-
Oedema :
tidak ada
-
Varices :
tidak ada
-
Reflek patella :
+/+
3.
Pemeriksaan Obstetrik
a.
Abdomen
Inspeksi
-
Pembesaran :
tidak ada
-
Kelainan :
tidak ada
Palpasi
-
Kontraksi :
ada
-
TFU :
2 jari dibawah pusat
-
Kandung kemih :
tidak teraba
b.
Anogenital
Vulva dan vagina
-
Varices :
tidak ada
-
Kemerahan :
tidak ada
-
Nyeri :
tidak ada
-
Lochea :
Rubra
Perineum
-
Keadaan luka : baik
-
Bengkak/ kemerahan : tidak ada
Anus
-
Hemorrhoid :
tidak ada
-
Lain-lain :
-
Inspekulo :
tidak dilakukan
4.
PemeriksaanPenunjang
a.
Pemeriksaanlaboratorium
-
Golongandarah :
-
-
Hb :
10,8 gr %
ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. D P5A0H5
12 JAM POST
PARTUM + TUBEKTOMI
DI RAWAT
GABUNG KEBIDANAN
RSUP
M.DJAMIL PADANG
Subjektif
|
Objektif
|
Assesment
|
Penatalkasanaan
|
Tanggal
: 08 Oktober 2013
Pukul : 11.00 WIB
-
Masih keluarnya, sedikit
darah dari kemaluan
-
masih terasa lemas
-
ibu melahirkan pukul 11.15
wib, 08-10-2013
-
ibu mengatakan sudah steril
(telah dilakukan tubektomi )
-
ini kelahiran anak kelima
-
|
1. Keadaan
umum : sedang
2. Kesadaran : cmc
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80X/i
P : 20X/i
S : 36,6 0C
4. Conjungtiva
klien agak pucat , skelera tidak ichterik
5. Inspeksi
lainnya dalam batas normal
6. Lochea
rubra
7. Pendarahan
normal
8. Hb
10,8 gr %
|
P5AOH5
12 jam postpartum + tubektomi , keadaan umum ibu baik
|
1.
Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada klien , hasil pemeriksaan telah diinformasikan kepada
klien
2.
Memberitahukan ibu bahwa
bayinya di rawat di covice untuk dapat diberikan antibiotik secara berkala,
ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3.
Menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi ringan, ibu mulai mandiri dalam beraktivitas
4.
Mengajurkan klien untuk
mengganti duk jika duk klien terasa penuh , duk klien belum penuh
5.
Menganjurkan klien untuk istirahat , klien sedang beristirahat
6.
Menganjurkan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrrisi dan hidrasinya , klien menghabiskan setengah diet
yang disediakan
7.
Memantau kedaan umum dan
Vital Sign klien ,Keadaan umum klien sedang , vital sign dalam batas normal .
8.
Memberikan terapi kepada
klien sesuai order, terapi oral (SF, antalgin, vit c) pukul 07.00 telah
diberikan, dan terapi ceftriaxone injeksi 1 gr telah diberikan pukul 10.00
wib
|
Subjektif
|
Objektif
|
Assesment
|
Penatalkasanaan
|
Tanggal : 09 Oktober 2013
Pukul : 13.00 WIB
- Masih
keluarnya , sedikit darah dari kemaluan
- ASI
masih sedikit
|
1. Keadaan
umum : sedang
2. Kesadaran : cmc
3. TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 80X/i
P : 20X/i
S : 37 0C
4. Conjungtiva
klien agak pucat , skelera tidak ichterik
5. Pendarahan
normal
6. Loche
Rubra
|
P5AOH5
2 hari postpartum + tubektomi , keadaan umum ibu baik
|
1.
Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada klien , hasil pemeriksaan telah diinformasikan kepada
klien
2.
Mengajurkan klien untuk mengganti
duk jika duk klien terasa penuh , duk klien sudah diganti
3.
Menganjurkan klien untuk
banyak istirahat , klien sedang beristirahat di atas tempat tidur
4.
Menganjurkan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrrisi dan hidrasinya , klien menghabiskan diet yang
disediakan hari ini
5.
Menganjurkan ibu lebih
sering menyusui bayinya, ibu telah menyusui bayinya ke covice pukul 12.00 wib
yang lalu.
6.
Memantau kedaan umum dan
Vital Sign klien ,Keadaan umum klien sedang , vital sign dalam batas normal .
7.
Melanjutkan terapi kepada
klien sesuai order, terapi oral (sf, vit.C dan asam antalgin) akan diberikan,
cetriaxone 2 x 1 gr telah diberikan pukul 10.00 wib
|
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Asuhan
Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Winkjosastro, H., 2005, Ilmu
Kandungan Edisi 2 Cetakan Ke-4, YBP-SP, Jakarta
Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD.1983. Obstetri
Fisiologi. Bandung : Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD
http://maphiablack.blogspot.com/2011/02/asuhan-kebidanan-pada-ibu-bersalin_563.html
http://www.mommeworld.com/post/view/156/risiko-hamil-setelah-usia-35-tahun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar